tag:blogger.com,1999:blog-35492466306321651262024-03-13T21:48:26.399-07:00sendokgarpuKuliner,hiburan dan lain sebagainya tentang Jogjasendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-8013686824725356662011-02-19T18:05:00.000-08:002011-02-19T18:05:00.986-08:00Sengsu Spesial Scooby<div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> Bagi Anda penggemar makanan guguk (anjing),tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk makan disini.Terletak di sebelah timur Tugu Jogja,kanan jalan sebelah oriflame,warung kecil ini menyediakan daging anjing yang lezat dan berbeda dibandingkan yang lain</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">.Memang untuk kawasan Jogja,terdapat banyak warung yang menjual sengsu,tapi kebanyakan hanya menyediakan menu-menu yang itu-itu saja seperti osenk-osenk dan rica. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kelebihan warung ini adalah menyediakan menu-menu khas yang cukup jarang ditemui.Yang paling spesial adalah sengsu keringnya.Dengan harga sekitar 10 ewu (ribu) rupiah Anda akan dapat menikmati kelezatannya.,Daging nya empuk dan memiliki rasa yang berbeda,tidak terlalu manis mau pun asin.Dijamin sensasi berbeda akan anda peroleh...</div><div style="text-align: justify;">Terdapat juga menu seperti osenk-osenk dan rica yang bisa diapat dengan kisaran harga yang sama....</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan keterangan dari pemilik,warung ini sudah mulai buka dari jam lima sore sampai malam.Silahkan coba dan rasakan...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div>sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-63429613365378968842011-01-14T04:00:00.000-08:002011-02-19T17:36:36.886-08:00Santoso The hard Drink<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTQZI9B-M3riXP0P5ngegtGJ-cBJKvAGJ8vxkI2lNFfd9by_q50-u5CJwyLGZ-7ASRvYrNfQ5QXkFJmC5D9SAJQGTGWtG9hcerEHBtPKe9mSHWH9an8zrf-4AlUkfOZjT13A4mWAwSXRI/s1600/supermen.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTQZI9B-M3riXP0P5ngegtGJ-cBJKvAGJ8vxkI2lNFfd9by_q50-u5CJwyLGZ-7ASRvYrNfQ5QXkFJmC5D9SAJQGTGWtG9hcerEHBtPKe9mSHWH9an8zrf-4AlUkfOZjT13A4mWAwSXRI/s200/supermen.jpg" width="200" /></a><br />
<div style="text-align: justify;"> Malam hari setelah Azan magrib berakhir nampak banyak orang yang mulai memarkirnya kendaraan di tepi jalan.Terletak di antara deretan warung di sekitar gejayan dan bersebelahan dengan sebuah rumah makan tio ciu,satu per satu orang masuk ke dalam tempat tersebut.Terlihat sederhana,hanya dengan dihiasi kursi-kursi ala kadarnya,serta sebuah televisi kecil di atas.Nampak orang-orang menikmati hidangan disana yang hanya terdiri dari segelas minuman dan kerupuk beserta kacang.</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Warung tersebut bernama Santoso,begitulah yang terpampang di dalamnya.Setiap harinya puluhan bahkan hingga ratusan orang memenuhi silih berganti di ruangan yang sempit tersebut.Sebagian pengunjung menganggap minuman santoso adalah sebuah jamu atau obat,sedangkan yang lain menganggapnya minuman keras.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebut saja Gtg,seseorang yang sudah cukup lama menjadi pelanggan mengaku memang yang dikonsumsi merupakan salah satu minuman beralkohol namun ia merasakan aroma yang lain yang ada di dalam segelas Santoso.Ia mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pelanggan Santoso."Saya merasa minuman ini berbeda dengan yang lain",ujar pria berusia 25 tahun tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Di tengah maraknya club malam yang hadir di Jogja,Santoso mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar tersebut dalam hal menyediakan minuman keras.Berbekal harga yang murah dan aroma yang khas,Santoso digemari hampir semua kalangan,baik pria mau pun wanita.Di salah satu kursi panjang nampak dua orang pasang setengah baya yang sedang menikmati minuman santoso sambil berbincang-bincang.</div><div style="text-align: justify;">Tampak di luar ruangan terdapat sebuah mobil vios yang berhenti,kemudian keluar dua orang pria,yang kemudian masuk untuk memesan minuman.Dari suasana sekilas,tampaknya Santoso pun juga digemari oleh mereka yang memiliki penghasilan cukup mapan.</div><br />
Segelas minuman memabukan tersebut dijual dengan harga Rp 10.000 dan satu liternya seharga Rp 38.000.Bagi yang jarang meminum,satu gelas saja sudah cukup untuk membuat kepala terasa pusing.Santoso mempekerjakan tiga orang pria bertubuh tambun sebagai pegawai,sedangkan sang pemiliki merupakan seorang wanita yang dilihat dari fisiknya sudah memasuki kepala 4.<br />
<br />
Sang pemilik sendiri menolak untuk diwawancari,namun berdasarkan keterangan salah seorang pelayannya sebut saja N mengatakan bahwa selama ini banyak pengunjung yang datang karena Santoso memiliki campuran dan aroma seperti ginseng yang tidak bisa dijumpai di tempat mana pun di Jogja.Ia menambahkan di warung tempatnya bekerja sangat jarang terjadi kerusuhan yang diakibatkan penunjung yang mabuk."Aman Mas,jarang ada yang rusuh",lanjutnya.<br />
<br />
Malam semakin larut namun pengunjung yang datang tak juga berhenti,beberapa bahkan tidak mendapatkan tempat duduk dan memilih lesehan di sebelah warung.Pesona Santoso begitu besar bagi para penggemar kuliner alkohol ini.Namun yang terpenting adalah faktor keamanan,selama ini santoso aman untuk dikonsumsi sehingga para pelanggan tidak takut untuk kembali,setidaknya begitu menurut Jati,seorang pengunjung yang masih berusia 19 tahun."Kalo ga dicampur macam-macam Santoso tidak berbahaya,bahkan setelah minum badan rasanya enak",ujarnya.Meski demikian sejatinya minuman Santoso tetap berbahaya karena selama ini tidak pernah diuji kelayakan mau pun kadar alkoholnya.<br />
<br />
Demi menjaga eksistensinya,Santoso membatasi jam buka,yang hanya sampai pukul 11 malam saja dan tutup selama bulan Ramadhan.Lebih lanjut lagi warung Santoso ini aman dari grebekan polisi mau pun ormas,,enurut salah satu sumber yang tidak mau disebut namanya,Santoso ini memiliki kerjasama dengan aparat sehingga relatif aman dari penggrebekan.sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-11144529181307976772011-01-14T00:46:00.000-08:002011-01-14T00:46:14.685-08:00Tugas UAS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqsDuvCo-yKiXZQLBYQf5FPG0RnouH3owQwZ_qYOdk5DjcNZRDqj7p2n6ZWCW0aaKL9EfR55K6l4SmeLC3CqOuKL0ZGOWASW3A484fCjkA3Jf4XQ2fPlFEM-Bpmko0fin88jtU5IopW4c/s1600/nasi-gandul-khas-pati.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqsDuvCo-yKiXZQLBYQf5FPG0RnouH3owQwZ_qYOdk5DjcNZRDqj7p2n6ZWCW0aaKL9EfR55K6l4SmeLC3CqOuKL0ZGOWASW3A484fCjkA3Jf4XQ2fPlFEM-Bpmko0fin88jtU5IopW4c/s1600/nasi-gandul-khas-pati.jpg" /></a></div><b>Feature</b><br />
<br />
<b>Nasi Gandul Kuliner Khas Pati, di Jogja</b><br />
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CNetter%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
h3
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-outline-level:3;
font-size:13.5pt;
font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span> <br />
<h3><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal;">Rabu, 12 Januari 2011</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></h3><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apa yang akan terlintas di benak Anda jika Anda mendengar sebutan “nasi gandul”? Mungkin Anda akan mengira bahwasanya itu adalah nasi yang bergelantung, atau nasi yang digantungkan, atau mungkin hal-hal lain yang berkaitan dengan hal “gandul” tergantung dari imajinasi seseorang. “Pertama kali saya mendengar nasi gandul, yang saya pikirkan, apakah nasinya itu digantung? Namanya gondal-gandul?” tutur Tina (24) mahasiswi asal <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Palembang</st1:city></st1:place>. Berbeda lagi dengan penuturan Denta (22), mahasiswi asal Tulungagung, “saya penasaran, apa artinya ‘gandul’?” Akan tetapi, hal itu tidak akan terjadi apabila yang mendengar sebutan tersebut adalah masyarakat Pati (Jawa Tengah) dan sekitarnya.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=3549246630632165126" name="more"></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Nasi gandul merupakan masakan khas daerah Pati (daerah pesisir Jawa Tengah, merupakan jalan pantai utara Jawa). Akan tetapi, konon menurut cerita, daerah di Pati yang memopulerkan nasi gandul ini adalah desa Gajahmati (arah selatan teminal bus Pati). Jika ditelusuri asal-usul pemberian nama nasi gandul, banyak versi yang mengemukakan tentang hal tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Versi pertama mengatakan bahwa nama nasi gandul adalah nama pemberian dari pembeli. Dulu, di daerah Pati, penjual nasi gandul menjajakan nasinya dengan menggunakan pikulan yang berisi kuali (tempat kuah nasi gandul) di satu sisi, dan bakul nasi serta peralatan makan nasi gandul di sisi lain. Kemudian, pikulan tersebut digotong dan dijajakan sehingga pikulan tersebut naik-turun seirama dengan langkah penjualnya. Oleh sebab itu, masyarakat kemudian menamainya nasi gandul.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Versi ketiga mungkin dahulu hanya sebagai bahan banyolan masyarakat Pati. Dikisahkan bahwa penjual (seorang pria) yang menjajakan nasi tersebut dengan cara berkeliling, memakai sarung. Ketika penjual tersebut duduk dan melayani pembeli, sarung penjual tersebut tersingkap dan kelihatan alat kelaminnya yang ‘gondal-gandul’. Kemudian, sejak saat itu orang menyebut nasi itu adalah nasi gandul.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seiring dengan berkembangnya waktu, nasi gandul yang mulanya dijajakan dengan menggunakan pikulan dan hanya dikenal oleh masyarakat Pati kini telah menempati warung serta dikenal oleh masyarakat luas. Di Jogja misalnya, menjajakan nasi gandul diwarung telah ditekuni oleh beberapa orang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kembali ke warung nasi gandul, ada yang khas dalam warung nasi gandul tersebut. Pikulan yang telah dijelaskan di atas tetap dipakainya untuk tempat kuali kuah dan nasi. Hanya bedanya, pikulan ini untuk memperjelas kekhasan nasi gandul dan nilai estetik yang antik. Penyajian nasi gandul juga khas, yaitu menggunakan piring yang dilapisi daun pisang sebelum diberi nasi dan kuah. Daun pisang yang biasa digunakan adalah daun pisang kluthuk (pisang biji). Hal ini digunakan untuk memberi aroma segar terhadap kuah. Sebagai lauknya, biasanya di warung nasi gandul menyediakan daging sapi, babat, kikil, hati, iso, paru, lidah, perkedel, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">tempe</st1:city></st1:place> goreng, dan telur ayam, serta bisa juga dengan pencampuran beberapa lauk tersebut. Adapun <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">tempe</st1:city></st1:place> goreng, juga menjadi ciri khas warung nasi gandul. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Tempe</st1:city></st1:place> goreng yang disajikan sangat garing dan renyah. <st1:city w:st="on">Tempe</st1:city> tersebut sebelum digoreng terlebih dahulu direbus dengan menggunakan santan, atau bisa juga dengan merendam potongan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">tempe</st1:city></st1:place> dengan air injet (kapur) semalaman. Selain warung dan cara penyajiannya yang khas, rasa nasi gandul akan membuat pembeli ketagihan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jika sekarang Anda berada di Jogja, Anda tidak perlu kawatir untuk repot-repot menjelajah <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">kota</st1:city></st1:place> Pati. Di daerah Sleman (Jogja), ada dua warung (yang penulis ketahui) yang menyediakan nasi gandul. Warung yang pertama berada di jalan Kaliurang, km. 9,3 dengan nama warung “Lexus” (sebelah barat, sebelum pertigaan rambu lalulintas). Warung ini dulunya bertempat di jalan Kaliurang sekitar km. 8 (dekat PLN). Sudah tujuh tahun pemilik warung nasi gandul yang asli orang Pati ini menjalani kiprahnya. Warung yang kedua bisa ditemui di jalan Prof. Yohanes no. 1060, Terban. Pemiliknya adalah Kristi Yuliani. Beliau sudah berkiprah selama lebih kurang empat tahun. Kedua warung ini sama-sama menjual nasi gandul dengan lauk yang rata-rata sama. Rasanya pun hanya berbeda sedikit. Akan tetapi, ada yang berbeda dalam soal rasa khas seperti nasi gandul yang dijual di Pati. Di Pati, kecap yang digunakan untuk menyedapkan rasa nasi gandul adalah kecap dari Pati yaitu cap “Gentong” atau “Lele”. Silakan ditimbang sendiri kekhasan nasi gandul karena warung pertama menggunakan kecap khas dari Pati yaitu kecap “Gentong”, sedangkan warung kedua menggunakan kecap “Bangau”.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Harga per porsi di setiap warung juga bervariasi tetapi tetap terjangkau dikantong mahasiswa, yaitu berkisar Rp4.500,00 – Rp11.000,00. Namun, jika ada yang berminat untuk membuat sendiri.<br />
<b> (ADHITYA PANDU MURTI /153070228) </b><br />
<br />
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CNetter%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Indepht Reporting.</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Oleh-oleh sebagai Ikon <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Kota</st1:place></st1:city></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><span style="font-size: small;">Rabu,12 Januari 2011</span></st1:place></st1:city><b><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><br />
</st1:place></st1:city><o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi95B0y2Dobfbw6isIX9iJeJoxA1Kh1xJu6XT8eXbnuBUZjshfwv5CWDt2kJv89EKKxheVTAEyuhAA0dWq93aRuDQCzL1H5wkbDWbQAIab_upsxlWRfGXmpjM3oQC6I6r88sZaaJ-56mu8/s1600/bakpia+patuk+25.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="207" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi95B0y2Dobfbw6isIX9iJeJoxA1Kh1xJu6XT8eXbnuBUZjshfwv5CWDt2kJv89EKKxheVTAEyuhAA0dWq93aRuDQCzL1H5wkbDWbQAIab_upsxlWRfGXmpjM3oQC6I6r88sZaaJ-56mu8/s320/bakpia+patuk+25.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Di masa lalu, industri kreatif di bidang oleh-oleh masih belum seberapa berkembang dibanding saat ini. Contohnya, sekitar 20 tahun yang lalu, penumpang pesawat terbang dari <st1:city w:st="on">Medan</st1:city> atau <st1:place w:st="on">Makassar</st1:place> biasanya tampak menjinjing dua botol sirop markisa sebagai oleh-oleh. <span lang="IN"><br />
<br />
Sekarang, pemandangan seperti itu sudah <i><span style="font-style: normal;">passe</span></i>. Di areal <i><span style="font-style: normal;">check in</span> </i>bandara Polonia, Medan, kita akan melihat ratusan boks Bolu Gulung Meranti atau Bika Ambon Zulaikha (dan merk-merk lain). Di Makassar, kita juga melihat banyak penumpang membawa termos plastik besar berisi kepiting saus padang dari beberapa Restoran. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<span lang="IN">Hampir setiap kota Indonesia kini memiliki industri oleh-oleh – baik makanan kering maupun basah – dalam skala ekonomi yang cukup besar. Orang tidak lagi sekadar menenteng satu besek berisi sepuluh lumpia, melainkan membeli beragam oleh-oleh yang dikemas dalam dus besar dan dibawa terbang sebagai bagasi. </span><br />
<br />
<span lang="IN">Di kawasan Pasar Genteng, Surabaya, juga di ruas jalan utama Sidoarjo, misalnya, banyak sekali toko yang khusus menjual oleh-oleh. Mulai dari berbagai jenis krupuk, trasi, petis, dan jajanan lain. Di bagian lain, ada pula yang menjual bandeng asap dan lidah sapi asap. Setiap pembeli membelanjakan ratusan ribu rupiah untuk oleh-oleh yang akan dibawa pulang dan dibagikan kepada kerabat dan handai taulan.</span><br />
<br />
<span lang="IN">Palembang, Jambi, Pangkalpinang, dan Tanjungpandan juga merupakan kota-kota dengan industri krupuk dan kemplang yang sangat populer sebagai oleh-oleh. Keempat kota ini punya pempek dan otak-otak istimewa yang sering diincar para pembelanja oleh-oleh. Selain itu, toko-toko oleh-oleh di Pangkalpinang dan Tanjungpinang juga punya andalan lain: sambalingkung (abon dari ikan laut), trasi, dan kulat pelawan (jamur khusus yang enak dimasak kari).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Bandung di masa lalu kebanyakan dikenal dengan kripik oncom dan peuyeum (tape singkong). Sekalipun peuyeum masih cukup populer hingga sekarang, tetapi kripik oncom sudah mulai terpinggirkan. Penggantinya adalah brownies kukus, pisang molen, kue sus, dan juga yoghurt. Ada beberapa toko roti di Bandung yang punya nama bagi banyak penggemarnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Semarang punya beberapa andalan oleh-oleh. Lumpia yang diisi rebung (tunas bambu), ebi, udang, dan telur, merupakan oleh-oleh populer. Kalau mau yang lebih tahan lama, pilihannya adalah wingko babat – dibuat dari ketan dan parutan kelapa. Kota-kota Pantura di dekat Semarang juga menyumbangkan banyak <i>items </i>oleh-oleh, seperti: bandeng duri lunak dan bandeng asap dari Juwana, jenang (dodol) dari Kudus, krupuk udang dari Rembang dan Jepara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Sekarang sudah tidak banyak lagi penumpang pesawat dari Yogyakarta yang menenteng gudeg kendil. Dari kota ini sekarang orang kebanyakan membawa oleh-oleh yang praktis dan ekonomis, yaitu: bakpia. Padahal, di Yogya banyak sekali jajanan basah maupun kering yang pantas dibawa sebagai oleh-oleh. Jajanan basah misalnya adalah: kipo dari Kotagede, jadah dan tempe bacem dari Kaliurang. Jajanan kering yang populer adalah: rempeyek dan geplak dari Bantul. Butet Kartaredjasa memberi gagasan untuk membawa oleh-oleh berupa empal goreng yang dapat dibeli di Pasar Bringharjo. </span><br />
<br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Senyampang sekarang Departemen Perdagangan sudah punya perhatian pada sektor kuliner, ada baiknya bila juga memerhatikan subsektor oleh-oleh ini. Menurut beberapa pendapat, bila digali dan dikaji secara mendalam, setiap kota besar Indonesia – khususnya yang punya bandara – harus dapat menampilkan setidaknya satu jenis oleh-oleh yang dapat dikembangkan <i>hype</i>-nya sehingga menjadi ikon kota yang bersangkutan. Semarang Kota Lumpia. Yogyakarta Kota Jadah Manten. Manado Kota Nasi Kuning. Dan sebagainya! Jakarta pun perlu punya oleh-oleh yang ikonik, supaya jangan hanya Dunkin’ Donuts atau Roti Boy yang ditenteng penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.</span><br />
<br />
<span lang="IN">Bayangkan, bila setiap penumpang pesawat terbang menenteng satu kemasan oleh-oleh dari setiap bandara pemberangkatan, berapa nilai ekonomi baru yang dapat dibangkitkan? Apalagi bila dipikirkan pula sistem produksinya secara bertingkat agar menguntungkan para pelaku ekonomi golongan kecil dan menengah. Ekonomi rakyat di bidang kuliner adalah kekuatan kita sejak dulu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN">Yang juga sangat perlu dipertimbangkan adalah kemasan serta usia produk. Alangkah kecewanya kita bila membawa ayam panggang kalasan yang ternyata sudah basi ketika tiba di rumah. Berbagai jenis kue basah juga cukup rentan terhadap waktu, sehingga perlu ditangani secara khusus. Klappertaart dari Manado repot dibawa untuk perjalanan jauh.</span><br />
<br />
<span lang="IN">Industri oleh-oleh merupakan subsektor ekonomi yang sangat khas Indonesia. Di bagian dunia lainnya, jarang sekali saya melihat fenomena ini. Di Amerika Serikat, misalnya, beberapa kota besar memiliki ikon kuliner yang cukup populer. Tetapi, hampir semuanya merupakan makanan yang harus disantap di tempat. <i>Takeaway</i> hanya sebatas membawa makanan dari restoran ke rumah, bukan dari satu kota ke kota lain. Hal yang sama juga berlaku di Eropa. Bahkan di negara-negara Asia yang lain pun saya belum melihat tradisi berbelanja oleh-oleh seperti di Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Justru karena merupakan satu hal yang sangat khas, mestinya sektor bisnis oleh-oleh ini harus dipikirkan lagi secara selangkah ke depan, khususnya untuk memberi kemudahan bagi konsumen yang pada gilirannya pasti akan menggelembungkan nilai ekonominya.</span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><br />
</span><b> (ADHITYA PANDU MURTI /153070228) </b><br />
<br />
<br />
<br />
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CNetter%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
span.cisi
{mso-style-name:cisi;}
span.konten
{mso-style-name:konten;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="cisi"><b><span style="font-size: small;">Straight News</span><u><span style="font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></u></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="cisi"><b><span style="font-size: 14pt;">Warung Makan di Kawasan Kaliurang Sepi Pembeli Pasca Letusan Merapi</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="cisi">kamis,30 Desember 2010 <b><br />
</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="cisi"><b><o:p></o:p></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidRYkLVYDWageLWQ-lhVl0rtoNQKI7zCCpTE2ImK83_AIdp2J8SseyAn5p865P6yqG6dDW8EMsa9NGq8dUdDwo3qsWJ7M7lglDSkrIQzjmwrds9EwIb0Eu0_zIj4TRPp9SlqZ-xNteSGM/s1600/b6366b03e36efd4df9ee9aea8405a188.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidRYkLVYDWageLWQ-lhVl0rtoNQKI7zCCpTE2ImK83_AIdp2J8SseyAn5p865P6yqG6dDW8EMsa9NGq8dUdDwo3qsWJ7M7lglDSkrIQzjmwrds9EwIb0Eu0_zIj4TRPp9SlqZ-xNteSGM/s320/b6366b03e36efd4df9ee9aea8405a188.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten">Sejumlah warung makan yang terdapat di sepanjang kawasan jalan Kaliurang kilometer 5,5 tampak sepi pembeli pascaletusan Gunung Merapi yang mengeluarkan debu vulkanik hingga ke kota Yogyakarta, padahal sebelumnya kawasan itu selalu ramai pembeli.</span><br />
<br />
<span class="konten">"Semenjak Merapi meletus dahsyat pada Kamis (4/11) malam lalu, warung makan kami sepi pengunjung karena banyaknya debu dan sebagian orang banyak yang mengungsi," kata Triyono salah seorang pemilik warung makan di kawasan tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
<span class="konten">Ia mengatakan, dampak letusan Merapi ini sempat membuat warung makan ini tutup selama tiga hari, karena banyaknya debu di sepanjang jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman.</span><br />
<br />
<span class="konten">"Kami memang sengaja menutup warung selama tiga hari, selain dampak letusan yakni debu vulkanik, juga kondisi pembeli yang sangat sepi, kalaupun dipaksa untuk dibuka, takutnya makanan yang dijual tidak laku," katanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten">Triyono juga mengatakan, dampak dari letusan Merapi ini membawa kerugian dalam bisnis makanan yang dikelolanya. "Kami mengalami kerugian khususnya omzet pendapatanya menurun , karena banyak orang yang mengungsi sehingga jumlah pembeli cenderung sepi," katanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten">Semenjak pascaletusan Merapi tersebut, jumlah pendapatan dan tingkat penjualan menurun sangat signifikan. "Dalam satu hari kami hanya mampu memperoleh sekitar Rp800.000 saja, sebelumnya mencapai Rp1 juta lebih, dan terkadang makanan yang tidak laku terjual terbuang sia-sia karena sepinya pembeli," katanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten">Sementar itu, debu vulkanik yang sampai ke kawasan ini juga mempengaruhi tingkat penjualan dan jumlah pembeli, karena sebagian pembeli mementingkan kebersihan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten">"Dampak debu juga mempengaruhi akibatnya sebagian orang enggan membeli makanan yang kondisi warungnya agak terbuka, karena banyak debu yang berterbangan kemana-mana," katanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b>(ADHITYA PANDU MURTI /153070228) </b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten"><b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten"><b><o:p><br />
</o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="konten"><b><o:p> </o:p></b></span><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CNetter%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C04%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><o:smarttagtype name="City" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><o:smarttagtype name="place" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags"></o:smarttagtype><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tema Opni Kuliner. <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yogya Dengan ke Istimewaan Gudegnya<o:p></o:p></span></b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kamis, 30 Desember 2010<b><o:p></o:p></b> </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmmVZcUKNQ8ixhuCChjhJdq69I2YTn2oGbN_1nce8kHqjLTqK1TZCaIIzp4ezmil-Mb5V-r2IjvKr79DpD5lGEmjVirlVvxGVKevjqdfIfc8WasKbdHZ4n3r7EGY4Jii_maRuTuqaCe5A/s1600/kpimanggarctt.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmmVZcUKNQ8ixhuCChjhJdq69I2YTn2oGbN_1nce8kHqjLTqK1TZCaIIzp4ezmil-Mb5V-r2IjvKr79DpD5lGEmjVirlVvxGVKevjqdfIfc8WasKbdHZ4n3r7EGY4Jii_maRuTuqaCe5A/s320/kpimanggarctt.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bicara tentang kuliner memang tiada habisnya apa lagi di <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place> yang terkenal dengan keistimewaanya maka tak jarang kulinernya itu pun juga istimewa. <st1:place w:st="on">Yogyakarta</st1:place> sering disebut sebagai Kota Gudeg. Maklum, dari <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">kota</st1:place></st1:city> inilah gudeg mulai menyebar ke seluruh antero Nusantara dan menjadi sajian populer. Gudeg hadir dalam dua versi, yaitu, kering dan basah. Gudeg kering adalah gudeg yang setelah direbus kemudian ditiriskan dan digoreng tanpa minyak dengan menambahkan gula merah. Kebanyakan gudeg kering mempunyai citarasa manis yang intens. Sedangkan gudeg basah cenderung kurang manis. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> jenis gudeg lain yang populer, yaitu gudeg manggar. Manggar adalah putik bunga kelapa muda yang dipakai sebagai bahan utama menggantikan nangka muda. Penggunaan manggar sebagai pengganti nangka muda merupakan bentuk perlawanan di masa lalu. Konon, sebagian rakyat Bantul pada masa Perang Diponegoro melawan kekuasaan Sultan Hamengkubuwono yang pada waktu itu mereka anggap memihak pada kepentingan Hindia-Belanda. Kuliner Perlawanan inilah yang kemudian menghasilkan gudeg manggar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara umum, gudeg manggar mempunyai citarasa yang sama dengan gudeg nangka muda. Ini disebabkan karena bumbu-bumbu yang dipakai persis sama. Sekalipun pada umumnya gudeg manggar juga bercita rasa manis, tetapi setiap dapur tentu mempunyai kekhasan masing-masing. Misalnya, ada yang memakai <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">tempe</st1:place></st1:city> sebagai bumbu, sehingga menghasilkan citarasa yang sangat khas. Di dapur lain, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">tempe</st1:place></st1:city> tidak dipergunakan, tetapi mereka memakai tulang dan kulit ayam untuk membuatnya lebih gurih. Selalu ada kreativitas khas untuk membuat gudeg manggar lebih istimewa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seperti halnya gudeg, gudeg manggar pun biasanya disandingkan dengan berbagai lauk-pauk, seperti, opor ayam berkuah kental, sambal goreng krecek, tahu dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">tempe</st1:place></st1:city> bacem, dan lain-lain. Gudeg manggar sempat menjadi langka karena kehilangan peminat. Namun, sejak beberapa tahun belakangan, gudeg manggar kembali naik daun setelah beberapa media <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">massa</st1:place></st1:city> menampilkannya sebagai kuliner pusaka yang wajib dilestarikan. Di berbagai festival kuliner pun hampir dapat dipastikan kehadiran gudeg manggar yang mendapat perhatian ramai.<o:p></o:p></span></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div> <b><br />
</b><br />
<br />
</div>sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-16757700725922954462011-01-13T22:48:00.000-08:002011-01-13T22:48:12.853-08:00Angkringan, Bagian Dari Tenda Rakyat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRv3ey2dVfsD2zNVbihTaN4oWhOZsv7FQ06TlBGs4FzFAgW3zWjk4nQNliUG4QidR4FlooWCWfhi2eR5S3T4QIOOlxrDuWDYEiF7uqhy2nCCe0vtt9cDKj9lB0TPDAr9BGYvHP69ROCTQ/s1600/IMG_0184.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="214" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRv3ey2dVfsD2zNVbihTaN4oWhOZsv7FQ06TlBGs4FzFAgW3zWjk4nQNliUG4QidR4FlooWCWfhi2eR5S3T4QIOOlxrDuWDYEiF7uqhy2nCCe0vtt9cDKj9lB0TPDAr9BGYvHP69ROCTQ/s320/IMG_0184.JPG" /></a></div><br />
Yogyakarta merupakan salah satu kota yang berpredikat istimewa yang dimiliki oleh Indonesia. Aneka ragam budaya dan masakan banyak terdapat di profinsi yang juga dijuliki sebagai kota pelajar ini. Tidak semua kalangan masyarakat kota Yogyakarta selalu menginginkan makanan yang serba enak dan mahal. Sesuatu yang bernuansa merakyat dan sederhana justru menjadi salah satu daya tarik dari kota Yogyakarta.<br />
<br />
Angkringan merupakan tempat makanan sederhana yang banyak kita temukan di pinggiran jalan kota Yogyakarta, mulai dari pinggiran jalan kota hingga gang-gang sempit di tengah pemukiman padat penduduk. Warung sederhana yang hanya beratapkan tenda ukuran 3x4 meter ini merupakan salah satu tempat favorit bagi sebgaian kalangan.<br />
“Untuk mahasiswa seperti kami ini, warung angkringan merupakan tempat favorite”, ungkap Nanang (22), sebagai salah satu pelanngan yang juga mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ‘Veteran’ Yogyakarta kepada Sendok Garpu, Selasa (11/01/2011).<br />
<br />
Nasi sambel, aneka macam sate, gorengan, serta berbagai wedang menjadi menu andalan yang dimiliki Angkringan. Tidak hanya itu, angkringan juga menyediakan masakan mie instan yang bila dibandingkan dengan warung-warung makanan yang lain harganya jelas lebih murah.<br />
<br />
“Cirikhas angkringan ya seperti ini, nasi kucing, gorengan, sate-satean dan wedang”, kata salah satu pedagang angkringan, Yanto (38), yang berjualan di sepanjang Jl.Selokan Mataram, Yogyakarta.<br />
<br />
Warung yang sebgaian orang juga menyebutnya dengan ‘Tenda Tiga Ceret’ ini mulai mengepakkan tendanya mulai dari pukul 09.00 pagi hingga sore hari sekitar pukul 16.00. Ada juga pedagang angkringan yang mulai buka sore hari dan mulai tutup pada dini hari sekitar pukul 01.00.<br />
<br />
Ada yang unik dari fenomena maraknya angkringan ini, mauyoritas pedagangnya berasal dari daerah kecamatan Bayat (Klaten) dan Wonosari (Gunung Kidul, Yogyakarta). Para warga pedagang angkringan asal kedua kota tersebut tidak hanya menyebar di beberapa wilayah Yogyakarta saja, tetapi juga wilayah lain seperti Klaten, Solo, Semarang,dan Sragen.<br />
<br />
Apabila anda ke Yogyakarta, warung makan sederhana seperti inilah yang perlu anda rasakan sensasi merakyatnya. Warung yang hanya bertendakan sebuah terpal dan bermodalkan senthir (teplok) sebagai alat penerangannya, ya itulah Angkringan.<br />
<br />
Feature ( Ilyas Istianur P / 153070209)</blockquote>sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-51954407183222489052011-01-13T08:27:00.000-08:002011-01-13T08:27:09.278-08:00Mahasiswa mulai rasakan dampak lonjakan harga sembako.Sejumlah mahasiswa yang sedang menempuh kuliah di kota Yogyakarta mulai merasakan dampak dari melonjaknya harga sembako belakangan ini. Akibatnya, para mahasiswa kerap memprotes beberapa penjual makanan karena harga dan porsi makanan dikurangi.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtE-axeJYOTUwb1ljbX1G_wmdaB72GYDWf8X56U3fkW69ZZytiGMLEG24n7IuXYntL5vKwm3n9ioTE_ImVyX8QHYHOmJwWkqEbtRib6exz8JY5WizuwhosZx35ExIZwJUKpk57GyPSFZM/s1600/canvas.png" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="138" width="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtE-axeJYOTUwb1ljbX1G_wmdaB72GYDWf8X56U3fkW69ZZytiGMLEG24n7IuXYntL5vKwm3n9ioTE_ImVyX8QHYHOmJwWkqEbtRib6exz8JY5WizuwhosZx35ExIZwJUKpk57GyPSFZM/s320/canvas.png" /></a></div><br />
<br />
Hal ini terlihat di salah satu warung penyetan yang berada di Jl.Babarsari, Catur Tunggal, Sleman, Yogyakarta. Dede (25), salah satu pembeli yang mengeluhkan hal tersebut terlihat mengembalikan makanan yang sudah dia pesan .<br />
<br />
“Masa harganya naik dan porsinya juga dikurangin, klo kaya gini kan saya sebgai pembeli juga sedikit kecewa”, ungkap Dede kepada Sendok Garpu, Senin malam (10/01/2010).<br />
<br />
Dede juga mengungkapkan bahwa dirinya sebenarnya juga tahu terkait melonjaknya harga sembako yang terjadi belakangan ini.<br />
<br />
“Saya juga tahu mas kalo harga cabe dan sembako lainnya mengalami peningkatan, tetapi ga begini caranya demi mengantisipasi hal tersebut”, katanya.<br />
<br />
Di sisi lain Mehdi (30) selaku penjual penyetan mengungkapkan bahwa hal ini terpaksa dilakukan demi memperoleh keuntungan seperti biasa.<br />
<br />
“Ya mau gimana lagi, semua harga sembako naik, dari mulai cabe hingga beras, ya terpaksa saya sedikit menaikkan harga”, ujar Mehdi.<br />
<br />
Sebagai salah satu penjual, Mehdi juga mengharapkan bagi semua pembeli untuk memaklumi kondisi seperti ini.<br />
<br />
“Sebenarnya saya juga mengharapkan semua pembeli untuk maklum, soalnya ya seperti inilah pedagang, yang juga butuh untung demi menghidupi keluarganya”, imbuhnya.<br />
<br />
Dari hasil pemantauan Sendok Garpu di beberapa pasar tradisional, cabe menjadi salah satu barang dagangan yang mengalami lonjakan harga lebih dari seratus persen. Dari yang semula 45.000/kg sekarang menjadi 100.000/kg.<br />
<br />
Stright (Ilyas Istianur / 153070209)sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-57003856711991319592011-01-13T08:17:00.000-08:002011-01-13T08:17:40.062-08:00Cita Rasa 'Soto Bathok'Pernahkah anda mendengar dan merasakan ‘Soto Bathok’? Kini di kawasan kota Yogyakarta telah hadir soto yang mempunyai cita ras<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHo_96QxBp_Y4tD-fXCeqlEoMgAcU3SFoUrQdLpxYkHJreU9zm_RavNXdzWyvbbiBLENAmqhorVG42C9Yx7ffvknLd7oHuynz4XB74RBT49h7skEbNH_HKjQrBPUatqeUwefBmTB7RPg4/s1600/soto+bathok-796010.JPG" imageanchor="1" style="clear:right; float:right; margin-left:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHo_96QxBp_Y4tD-fXCeqlEoMgAcU3SFoUrQdLpxYkHJreU9zm_RavNXdzWyvbbiBLENAmqhorVG42C9Yx7ffvknLd7oHuynz4XB74RBT49h7skEbNH_HKjQrBPUatqeUwefBmTB7RPg4/s320/soto+bathok-796010.JPG" /></a></div><br />
a tersendiri bila dibandingkan dengan soto-soto yang lain.<br />
<br />
Warung Soto Bathok yang terletak di Jl. Damai, Dayu, Sleman , Yogyakarta ini memiliki tempat yang cukup luas dengan kapasitas pengunjung sekitar 30 orang. Berdinding dari aneka macam anyaman bambu dan memiliki cat warna dominan merah, menjadi salah satu cirikhas dari warung ini.<br />
<br />
Yang menjadi cirri utama dari Soto Bathok ini adalah melalui bentuk penyajianya. Soto Bathok disajikan dengan menggunakan bathok atau orang biasa menyebutnya tempurung kelapa. Mengapa disajikan dengan menggunakan bathok? Karena dengan penyajian seperti ini, soto akan tidak mudah dingin sehingga rasa kenikmatan soto akan terasa lebih awet.<br />
<br />
Soto yang diramu dengan bumbu bumbu rempah alami pilihan, disajikan dalam semangkok Bathok atau Tempurung kelapa, yang mengandung norit, sehingga sangat berguna untuk kesehatan. Rasa yang menyegarkan usai bersantap kuliner dengan menu spesial Soto Bathok, menghasilkan sensasi tersendiri dilidah.<br />
<br />
Warung Soto Bathok milik Anna Siswati ini, menawarkan menu menu spesial seperti : Soto Sapi, Soto IGA, Soto Babat, Sop Iga, Sop Babat, Sop Matahari. Anda tidak punya waktu berkunjung ke Warung Soto Bathok, asal anda berada di Yogyakarta, Anna Siswati siap mengirimkan Soto dan Sop yang di pesan dengan Delivery Service, silahkan hubungi : +62 274 9248941 .<br />
<br />
Opini ( Ilyas Istianur P / 153070209 )<br />
sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-58546029988393747232011-01-13T05:16:00.000-08:002011-01-14T05:16:56.468-08:00Harga Naik,Angkringan Minim CabeStarigth<br />
<br />
<br />
Naiknya harga cabai yang kini mencapai 90ribu perkilo nampaknya kini mulai memberi dampak terhadap warung angkringan.Beberapa warung angkringan saat ini terpaksa mengurangi ketersediaan lombok.Salah satunya adalah warung angkringan kucing,angkringan di depan kampus UPN ini sudah beberapa hari setelah kenaikan harga cabai mulai mengurangi ketersediaan lomboknya.Kucing,sang pemiliki warung mengiyakan bahwa minimnya lombok tersebut disebabkan oleh melonjaknya harga cabai sehingga pihaknya terpaksa melakukan pengurangan.<br />
<br />
"Harganya sangat mahal sehingga terpaksa dikurangi biar ga rugi",kata Kucing.Namun ia menambahkan bahwa naiknya harga cabai ini sejatinya tidak berpengaruh terhadap harga makanan dan juga minuman yang lain."Kalau makanan dan minuman masih sama",tambahnya.<br />
<br />
Bagi para pelanggan angkringan,berkurangnya lombok cukup disesalkan terlebih lagi bagi mereka yang hobbi makan lombok ."Kalo makan gorengan kurang pas ga ada lomboknya",kata Rengga,salah seorang mahasiswa FISIP UPN.Namun dirinya pun juga memaklumi karena dipasaran lombok memang mahal."Saya tidak keberatan yang penting nasi tetep seribu",ujarnya. <br />
<br />
<br />
<br />
Masenda M.153070145sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-73820736148127460792011-01-09T19:58:00.000-08:002011-02-25T18:02:41.852-08:00Antara Pemerintah dan Kuliner dosa<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><span lang="EN">Antara Pemerintah dan Kuliner dosa</span></div><div class="MsoNormal"><br />
(opini)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Miras sejatinya merupakan minuman yang tidak bisa diedarkan begitu saja.Pemerintah bahkan sudah membuat ketentuan bahwa yang berhak menjual minuman keras dengan kadar alkohol di atas 15 % hanya pada tempat yang memiliki ijin,seperti hotel atau cafe.Dengan harapan mampu menekan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi miras.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Namun yang terjadi adalah sebaliknya,minuman keras saat ini dijual dengan bebas.Banyak warung-warung kecil berupa kios di seluruh penjuru Jogja ini yang menjual minuman keras.Bila dicermati lebih lanjut,penjual sama sekali tidak menghiraukan siapa konsumennya,asalkan ada uang ada barang.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Hal ini berbeda jika melihat peredaran miras di negara-negara barat.Amerika misalnya,untuk mengkonsumsi miras,diwajibkan untuk berusia 21 minimal,sehingga jika di bawah usia tersebut tidak akan dilayani.Penjual yang melanggar ketentuan ini bisa dikenai sanksi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Berbeda jauh dengan yang terjadi di Indonesia,disini miras dapat dengan mudah diperoleh,bahkan bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun pun bisa mendapat barang haram ini dengan mudah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Miras,ibarat dua sisi mata uang logam,di satu sisi merupakan kuliner haram,namun di sisi lain cukup menguntungkan.Disebut menguntungkan karena negara juga ikut "menikmati" keuntungan dari bea cukai miras yang berasal dari luar negeri.Tak hanya produsen luar saja,nampaknya produsen miras lokal sudah lama ikut bermain sehingga saat ini banyak dijumpai miras merk lokal seperti Anggur Merah,Anggur Orang Tua,Topi Miring,Colombus dll,dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan minuman impor.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Aksi pemerintah merazia dan memusnahkan ratusan bahkan hingga ribuan miras yang biasa dilakukan menjelang bulan Ramadhan,sebenarnya tidak memberikan dampak yang permanen dalam membendung miras.Selama masih ada regulasi yang memperbolehkan miras beredar.Selain itu masih banyak aparat yang bermain mata dengan pemilik warung kecil penjual miras sehingga sembarang orang dari berbagai usai dapat dengan mudah mengkonsumsi miras.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Pemerintah memang pernah mencoba cara lain untuk membendung miras,yaitu dengan menaikkan pajak minuman keras.Hal ini membuat produsen minuman keras menaikan harganya 100-200% dari harga semula.Tujuannya adalah agar yang mengkonsumsi miras ini hanya merupakan orang-orang tertentu saja yang cukup secara finansial.Namun usaha setengah hati ini nampaknya masih belum cukup,banyak masyarakat beralih mengkonsumsi miras yang lebih lokal dan murah yaitu lapen.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Lapen lebih berbahaya dibandingkan minuman keras dalam botolan,selain tidak pernah diuji secara klinis,kadar alkohol yang sangat tidak jelas kadang bisa menyebabkan kematian jika ada kesalahan dalam mengoplos.Maka tidak mengherankan dalam setahun belakangan banyak orang yang kehilangan nyawanya karena mengkonsumsi lapen.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Di kawasan Jogja,lapen bukanlah barang yang sulit untuk diperoleh dan sekali lagi tidak diberlakukan batasan usia untuk mengkonsumsi.Sejatinya memang tidak ada ijin mendirikan usaha lapen,karena minumannya sendiri tidak pernah diuji secara klinis tetapi pada kenyataannya banyak warung-warung penjual lapen berdiri.Penyebabnya lagi-lagi aparat penegak hukum yang bermain mata dengan para penjual.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Jika pemerintah memang benar-benar ingin menghapuskan miras yang katanya merusak generasi muda,mungkin bisa dimulai dengan menghentikan produsen minuman keras lokal untuk beroprasi dan menghapuskan ijin masuknya miras dari luar negeri.Kalau pun itu dianggap bisa mengurangi devisa dan berpotensi menambah pengangguran (dari tutupnya pabrik miras lokal ) bisa saja pemerintah menertibkan warung-warung kecil agar tidak menjual miras sehingga tidak bisa dikonsumsi anak di bawah umur.Begitu pula dengan keberadaan lapen,sudah saatnya pemerintah bertindak menghapuskan minuman berbahaya tanpa depkes ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN">Sekali lagi yang diperlukan adalah ketegasan dari pemerintah beserta para aparat penegak hukum,selama masih ada main mata,miras selamanya akan menjadi dilema.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN">tugas UAS</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN">Masenda 153070145</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-77174809850067772772010-10-18T19:38:00.000-07:002010-10-18T19:40:45.098-07:00Mie Ongklok Bu Renny<span style="font-size: small;"><i>Mie Ongklok</i>, pernahkah anda mendengar nama masakan saperti itu? mie khas dari daerah Wonosobo ini kini hadir di Jogja. Dengan adanya mie ongklok ini, semakin bertambah citra jogja sebagai kota yg memiliki berbagai wisata kuliner.<br />
Mie ini disajikan dengan racikan khusus dari kol, daun kucai dan disertai kuah kental yang disebut 'loh'. Kuah yang diberikan dalam mie ini sangat kental. Menurut keterangan dari si penjual, kuah mie ini dari bahan dasar kanji, karna itulah 'loh' terlihat kental.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HCvMXHEbFmquROydHO4hgkokLcyz5eHkpJ7HBF5QBUn3SCYgO0NKXheRre2dcWYlN6xbw2NXAyZQS2-kdR_ptmZyda8aEFGWxD0h2SVjdHlLVMYt-QdSR5yeyRXeaN2n8Qgj7FoRKTA/s1600/24188_100489089986689_100000767952137_11186_4984471_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HCvMXHEbFmquROydHO4hgkokLcyz5eHkpJ7HBF5QBUn3SCYgO0NKXheRre2dcWYlN6xbw2NXAyZQS2-kdR_ptmZyda8aEFGWxD0h2SVjdHlLVMYt-QdSR5yeyRXeaN2n8Qgj7FoRKTA/s320/24188_100489089986689_100000767952137_11186_4984471_n.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0iQflIsy4A1EVo1eH3fBXkT42okxiMKgf18joBnlmIUlyb3twMgzOijHv2uQ5IN9Z4BnfsIquqaSWpgxSHX2PKEsedB4tTWg4-0gQETbuNouWqB1IKcG6eGAe4ajICHeSwQfzHaDH3vs/s1600/30634_124979427537655_100000767952137_119863_4627304_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0iQflIsy4A1EVo1eH3fBXkT42okxiMKgf18joBnlmIUlyb3twMgzOijHv2uQ5IN9Z4BnfsIquqaSWpgxSHX2PKEsedB4tTWg4-0gQETbuNouWqB1IKcG6eGAe4ajICHeSwQfzHaDH3vs/s320/30634_124979427537655_100000767952137_119863_4627304_n.jpg" width="320" /></a></div><span style="font-size: small;">Makanan khas ini akan terasa lebih nikmat jika disajikan dengan sate daging sapi atau tempe kemul, yang masyarakat jogja lebih biasa menyebutnya dengan tempe mendoan.<br />
Penasarankah anda dengan kenikmatan Mie Ongklok ini? <b>Warung Mie Ongklok Bu Renny</b> yang terletak di jl kadisoka no.7 purwomartani, Jogjakarta </span>buka mulai jam 10.00 hingga 21.00 WIB. (yaz)sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-36387059974925811572010-10-17T06:17:00.001-07:002010-10-17T06:17:44.249-07:00Mbah Jingkrak- Masakan Jawa Pedas<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;">Mbah Jingkrak...Mungkin anda berfikir nenek sedang berjingkrak-jingkrak. Ini adalah nama sebuah restoran yang berada jalan kaliurang km 9,5 dan ini adalah restoran cabang baru di Yogyakarta. Restoran yang menyediakan masakan jawa dan masakan itu diwadahkan diatas panci dan piring yang terbuat dari tanah liat, disusun rapi berjajar. Mulai dari beragam sayur-sayuran, hingga baceman gembus, tahu dan tempe ataupun lauk pauknya.</span><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;">Menunya dibuat unik seperti ayam rambut setan, ayam wewe, ayam stress, oseng genjer, aneka makanan dari tempe, tahu, telur, sayur lodeh, aneka sambelan dan banyak lagi. Memang rasanya enak dan cenderung pedas. Sedangkan nasi, bisa memilih nasi merah atau nasi putih begitu pula dengan nama minumannya yang begitu aneh hingga nama hantu pun digunakan. Masakan yang beraneka rasa pedas begitu kuat, hingga setelah makan lidah kita dapat berjingkrak-jingkrak seperti nama restoran tersebut yaitu Mbah Jingkrak.</span><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;">Tempat yang begitu luas, suasana yang nyaman dengan suasana kejawaan dari dekorasi tempat yang begitu alami seperti adanya gebyok dengan warna coklatnya dan alunan musik jawa yang begitu lembut. Dengan harga yang tidak begitu mahal dan cocok untuk salah satu tujuan kuliner keluarga anda.</span>sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-89954828533261373312010-10-11T18:26:00.000-07:002010-10-11T18:45:46.072-07:00Sate Klathak Khas Bantul<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpHlGTqqha2wFXH9bZplzw5see6trSMt5f6bQq4IXGn6M0cDYlZT4DuHaFmJIRTMrDHJ2d8ZuERcnQaoLcTv-kga1z3eKSpPAwwrIfJobhFDI6rbUFL8nU7HfQ6dHeuMuyMekVUGAnRgs/s1600/seporsi-sate-klathak-khas-jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpHlGTqqha2wFXH9bZplzw5see6trSMt5f6bQq4IXGn6M0cDYlZT4DuHaFmJIRTMrDHJ2d8ZuERcnQaoLcTv-kga1z3eKSpPAwwrIfJobhFDI6rbUFL8nU7HfQ6dHeuMuyMekVUGAnRgs/s320/seporsi-sate-klathak-khas-jogja.jpg" width="320" /></a></div>Sate Klathak ini adalah sate khas nJejeran Bantul berupa sate kambing bumbu garam, sehingga rasanya agak asin, akan lebih pas jika cara mengkonsumsinya dengan nasi putih yang diberi kuah. Sate Klathak ini sangat terkenal karena hanya ada di Bantul tepatnya di Jl. Imogiri Timur KM 8 nJejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul kurang lebih 4 Km arah selatan terminal giwangan.<br />
<br />
Buka mulai jam 19.30 hingga jam 03.00 dinihari khusus untuk yang berjualan di dalamWedang Jeruk nJejeran pasar. Banyak para wisatawan kuliner dari luar dan sekitar Jogja sering menyempatkan untuk mampir dan mencicipi Sate Klathak khas Bantul ini. Dengan wedang jeruk (jeruk panas) atau wedang teh (teh panas) gula batu, lesehan dan slonjoran semakin membuat kekhasan tempat ini semakin terasa. <br />
<br />
Satu porsi sate ini terdiri dari sate kambing 2 tusuk, nasi putih dan kuah sate. Harga yang terjangkau dan suasana santai, membuat penikmat kuliner khususnya kuliner sate kambing akan merasa kangen untuk kembali lagi menikmati Sate Klathak khas Bantul ini.sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3549246630632165126.post-83843886491441581142010-10-11T14:40:00.001-07:002011-01-09T20:15:18.471-08:00Codot Goreng PakualamanCodot Goreng Pakualaman<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Warung makan yang satu ini menyediakan menu special yang jarang ditemui di tempat lain.Bertempat di depan halaman Puro Pakualaman,Yogyakarta terdapat salah satu warung yang menyediakan codot goreng.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Daging codot dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti asma,gatal-gatal atau alergi pada kulit hingga menjaga stamina bagi pria dan wanita.Bagi yang menyukai,daging codot akan terasa gurih</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeWEf84g_Eh_iBCMdVB584lBeRSTEME8NSTySOClnlt6xOljOpzQUzqlvuu_es7r07BY-qYeSvF77_DpTxRP8r7lH3_H2TOdlO7TIdV78h2tiKutepRw4VSduj8LaYxiP3sHvu2FGNjw0/s1600/CIMG4522.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeWEf84g_Eh_iBCMdVB584lBeRSTEME8NSTySOClnlt6xOljOpzQUzqlvuu_es7r07BY-qYeSvF77_DpTxRP8r7lH3_H2TOdlO7TIdV78h2tiKutepRw4VSduj8LaYxiP3sHvu2FGNjw0/s1600/CIMG4522.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Codot merupakan salah satu anggota keluarga kelelawar. hewan ini hanya keluar di malam hari dan memiliki bau yang menyengat hidung.Namun tidak perlu khawatir Codot yang disajikan disini sudah tidak mengeluarkan bau busuk lagi.Sang pemilik warung,Subyanto mengaku memiliki tips khusus untuk menghilangkan bau busuk tersebut.”Pertama-tama dikuliti dahulu,kemudian direbus dengan bumbu jahe dan laos”kata Subiyanto.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk memperoleh “daging” codot,Subiyanto tidak mengalami kesulitan,ia mendapat suplay codot yang sudah dibersihkan dari teman-temannya yang gemar berburu codot.Harga untuk satu porsi codot goreng tergolong murah yaitu Rp 9.000.Selain itu terdapat pula kuliner ekstrem yang lain seperti rica-rica bajing,luwak bakar, dan tokek bakar.(masenda)</div>sendokgarpuhttp://www.blogger.com/profile/17322090940383302702noreply@blogger.com1