Antara Pemerintah dan Kuliner dosa

Diposting oleh sendokgarpu
Minggu, 09 Januari 2011


Antara Pemerintah  dan Kuliner dosa

(opini)

Miras sejatinya merupakan minuman yang tidak bisa diedarkan begitu saja.Pemerintah bahkan sudah membuat ketentuan bahwa yang berhak menjual minuman keras dengan kadar alkohol di atas 15 % hanya pada tempat yang memiliki ijin,seperti hotel atau cafe.Dengan harapan mampu menekan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi miras.

Namun yang terjadi adalah sebaliknya,minuman keras saat ini dijual dengan bebas.Banyak warung-warung kecil berupa kios di seluruh penjuru Jogja ini yang menjual minuman keras.Bila dicermati lebih lanjut,penjual sama sekali tidak menghiraukan siapa konsumennya,asalkan ada uang ada barang.

Hal ini berbeda jika melihat peredaran miras di negara-negara barat.Amerika misalnya,untuk mengkonsumsi miras,diwajibkan untuk berusia 21 minimal,sehingga jika di bawah usia tersebut tidak akan dilayani.Penjual yang melanggar ketentuan ini bisa dikenai sanksi.

Berbeda jauh dengan yang terjadi di Indonesia,disini miras dapat dengan mudah diperoleh,bahkan bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun pun bisa mendapat barang haram ini dengan mudah.

Miras,ibarat dua sisi mata uang logam,di satu sisi merupakan kuliner haram,namun di sisi lain cukup menguntungkan.Disebut menguntungkan karena negara juga ikut "menikmati" keuntungan dari bea cukai miras yang berasal dari luar negeri.Tak hanya produsen luar saja,nampaknya produsen miras lokal sudah lama ikut bermain sehingga saat ini banyak dijumpai miras merk lokal seperti Anggur Merah,Anggur Orang Tua,Topi Miring,Colombus dll,dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan minuman impor.

Aksi pemerintah merazia dan memusnahkan ratusan bahkan hingga ribuan miras yang biasa dilakukan menjelang bulan Ramadhan,sebenarnya tidak memberikan dampak yang permanen dalam membendung miras.Selama masih ada regulasi yang memperbolehkan miras beredar.Selain itu masih banyak aparat yang bermain mata dengan pemilik warung kecil penjual miras sehingga sembarang orang dari berbagai usai dapat dengan mudah mengkonsumsi miras.

Pemerintah memang pernah mencoba cara lain untuk membendung miras,yaitu dengan menaikkan  pajak minuman keras.Hal ini membuat produsen minuman keras menaikan harganya 100-200% dari harga semula.Tujuannya adalah agar yang mengkonsumsi miras ini hanya merupakan orang-orang tertentu saja yang cukup secara finansial.Namun usaha setengah hati ini nampaknya masih belum cukup,banyak masyarakat  beralih mengkonsumsi miras yang lebih lokal dan murah yaitu lapen.

Lapen lebih berbahaya dibandingkan minuman keras dalam  botolan,selain tidak pernah diuji secara klinis,kadar alkohol yang sangat tidak jelas kadang bisa menyebabkan kematian jika ada kesalahan dalam mengoplos.Maka tidak mengherankan dalam setahun belakangan banyak orang yang kehilangan nyawanya karena mengkonsumsi lapen.

Di kawasan Jogja,lapen bukanlah barang yang sulit untuk diperoleh dan sekali lagi tidak diberlakukan batasan usia untuk mengkonsumsi.Sejatinya memang tidak ada ijin mendirikan usaha lapen,karena minumannya sendiri tidak pernah diuji secara klinis tetapi pada kenyataannya banyak warung-warung penjual lapen berdiri.Penyebabnya lagi-lagi aparat penegak hukum yang bermain mata dengan para penjual.

Jika pemerintah memang benar-benar ingin menghapuskan miras yang katanya merusak generasi muda,mungkin bisa dimulai dengan menghentikan produsen minuman keras lokal untuk beroprasi dan menghapuskan ijin masuknya miras dari luar negeri.Kalau pun itu dianggap bisa mengurangi devisa dan berpotensi menambah pengangguran (dari tutupnya pabrik miras lokal ) bisa saja pemerintah menertibkan warung-warung kecil agar tidak menjual miras sehingga tidak bisa dikonsumsi anak di bawah umur.Begitu pula dengan keberadaan lapen,sudah saatnya pemerintah bertindak menghapuskan minuman berbahaya tanpa depkes ini.
Sekali lagi yang diperlukan adalah ketegasan dari pemerintah beserta para aparat penegak hukum,selama masih ada main mata,miras selamanya akan menjadi dilema.

tugas UAS
Masenda 153070145

Mie Ongklok Bu Renny

Diposting oleh sendokgarpu
Senin, 18 Oktober 2010

Mie Ongklok, pernahkah anda mendengar nama masakan saperti itu? mie khas dari daerah Wonosobo ini kini hadir di Jogja. Dengan adanya mie ongklok ini, semakin bertambah citra jogja sebagai kota yg memiliki berbagai wisata kuliner.
Mie ini disajikan dengan racikan khusus dari kol, daun kucai dan disertai kuah kental yang disebut 'loh'. Kuah yang diberikan dalam mie ini sangat kental. Menurut keterangan dari si penjual, kuah mie ini dari bahan dasar kanji, karna itulah 'loh' terlihat kental.


Makanan khas ini akan terasa lebih nikmat jika disajikan dengan sate daging sapi atau tempe kemul, yang masyarakat jogja lebih biasa menyebutnya dengan tempe mendoan.
Penasarankah anda dengan kenikmatan Mie Ongklok ini? Warung Mie Ongklok Bu Renny yang terletak di jl kadisoka no.7 purwomartani, Jogjakarta
buka mulai jam 10.00 hingga 21.00 WIB. (yaz)

Mbah Jingkrak- Masakan Jawa Pedas

Diposting oleh sendokgarpu
Minggu, 17 Oktober 2010

Mbah Jingkrak...Mungkin anda berfikir nenek sedang berjingkrak-jingkrak. Ini adalah nama sebuah restoran yang berada jalan kaliurang km 9,5 dan ini adalah restoran cabang baru di Yogyakarta. Restoran yang menyediakan masakan jawa dan masakan itu diwadahkan diatas panci dan piring yang terbuat dari tanah liat, disusun rapi berjajar. Mulai dari beragam sayur-sayuran, hingga baceman gembus, tahu dan tempe ataupun lauk pauknya. 
Menunya dibuat unik seperti ayam rambut setan, ayam wewe, ayam stress, oseng genjer, aneka makanan dari tempe, tahu, telur, sayur lodeh, aneka sambelan dan banyak lagi. Memang rasanya enak dan cenderung pedas. Sedangkan nasi, bisa memilih nasi merah atau nasi putih begitu pula dengan nama minumannya yang begitu aneh hingga nama hantu pun digunakan. Masakan yang beraneka rasa pedas begitu kuat, hingga setelah makan lidah kita dapat berjingkrak-jingkrak seperti nama restoran tersebut yaitu Mbah Jingkrak.
Tempat yang begitu luas, suasana yang nyaman dengan suasana kejawaan dari dekorasi tempat yang begitu alami seperti adanya gebyok dengan warna coklatnya dan alunan musik jawa yang begitu lembut. Dengan harga yang tidak begitu mahal dan cocok untuk salah satu tujuan kuliner keluarga anda.

Sate Klathak Khas Bantul

Diposting oleh sendokgarpu
Senin, 11 Oktober 2010

Sate Klathak ini adalah sate khas nJejeran Bantul berupa sate kambing bumbu garam, sehingga rasanya agak asin, akan lebih pas jika cara mengkonsumsinya dengan nasi putih yang diberi kuah. Sate Klathak ini sangat terkenal karena hanya ada di Bantul tepatnya di Jl. Imogiri Timur KM 8 nJejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul kurang lebih 4 Km arah selatan terminal giwangan.

Buka mulai jam 19.30 hingga jam 03.00 dinihari khusus untuk yang berjualan di dalamWedang Jeruk nJejeran pasar. Banyak para wisatawan kuliner dari luar dan sekitar Jogja sering menyempatkan untuk mampir dan mencicipi Sate Klathak khas Bantul ini. Dengan wedang jeruk (jeruk panas) atau wedang teh (teh panas) gula batu, lesehan dan slonjoran semakin membuat kekhasan tempat ini semakin terasa.

Satu porsi sate ini terdiri dari sate kambing 2 tusuk, nasi putih dan kuah sate. Harga yang terjangkau dan suasana santai, membuat penikmat kuliner khususnya kuliner sate kambing akan merasa kangen untuk kembali lagi menikmati Sate Klathak khas Bantul ini.

Codot Goreng Pakualaman

Diposting oleh sendokgarpu

Codot Goreng Pakualaman

Warung makan yang satu ini menyediakan menu special yang jarang ditemui di tempat lain.Bertempat di depan halaman Puro Pakualaman,Yogyakarta terdapat salah satu warung yang menyediakan codot goreng.

Daging codot dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti asma,gatal-gatal atau alergi pada kulit hingga menjaga stamina bagi pria dan wanita.Bagi yang menyukai,daging codot akan terasa gurih

Codot merupakan salah satu anggota keluarga kelelawar. hewan ini hanya keluar di malam hari dan memiliki bau yang menyengat hidung.Namun tidak perlu khawatir Codot yang disajikan disini sudah tidak mengeluarkan bau busuk lagi.Sang pemilik warung,Subyanto mengaku memiliki tips khusus untuk menghilangkan bau busuk tersebut.”Pertama-tama dikuliti dahulu,kemudian direbus dengan bumbu jahe dan laos”kata Subiyanto.

Untuk memperoleh “daging” codot,Subiyanto tidak mengalami kesulitan,ia mendapat suplay codot yang sudah dibersihkan dari teman-temannya yang gemar berburu codot.Harga untuk satu porsi codot goreng tergolong murah yaitu Rp 9.000.Selain itu terdapat pula kuliner ekstrem yang lain seperti rica-rica bajing,luwak bakar, dan tokek bakar.(masenda)

Blogger Template New Plus Blue

Designed by : Edo Pranata XML Coded by : Edo Pranata