Santoso The hard Drink

Diposting oleh sendokgarpu
Jumat, 14 Januari 2011


       Malam hari setelah Azan magrib berakhir nampak banyak orang yang mulai  memarkirnya kendaraan di tepi jalan.Terletak di antara deretan warung di sekitar gejayan dan bersebelahan dengan sebuah rumah makan tio ciu,satu per satu orang masuk ke dalam tempat tersebut.Terlihat sederhana,hanya dengan dihiasi kursi-kursi ala kadarnya,serta sebuah televisi kecil di atas.Nampak orang-orang menikmati hidangan disana yang hanya terdiri dari segelas minuman dan kerupuk beserta kacang.


Warung tersebut bernama Santoso,begitulah yang terpampang di dalamnya.Setiap harinya puluhan bahkan hingga ratusan orang memenuhi silih berganti di ruangan yang sempit tersebut.Sebagian pengunjung menganggap minuman santoso adalah sebuah jamu atau obat,sedangkan yang lain menganggapnya minuman keras.

Sebut saja Gtg,seseorang yang sudah cukup lama menjadi pelanggan mengaku memang yang dikonsumsi merupakan salah satu minuman beralkohol namun ia merasakan aroma yang lain yang ada di dalam segelas Santoso.Ia mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pelanggan Santoso."Saya merasa minuman ini berbeda dengan yang lain",ujar pria berusia 25 tahun tersebut.

Di tengah maraknya club malam yang hadir di Jogja,Santoso mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar tersebut dalam hal menyediakan minuman keras.Berbekal harga yang murah dan  aroma yang khas,Santoso digemari hampir semua kalangan,baik pria mau pun wanita.Di salah satu kursi panjang nampak dua orang pasang setengah baya yang sedang menikmati minuman santoso sambil berbincang-bincang.
Tampak di luar ruangan terdapat sebuah mobil vios yang berhenti,kemudian keluar dua orang pria,yang kemudian masuk untuk memesan minuman.Dari suasana sekilas,tampaknya Santoso pun juga digemari oleh mereka yang memiliki penghasilan cukup mapan.

Segelas minuman memabukan tersebut dijual dengan harga Rp 10.000 dan satu liternya seharga Rp 38.000.Bagi yang jarang meminum,satu gelas saja sudah cukup untuk membuat kepala terasa pusing.Santoso mempekerjakan tiga orang pria bertubuh tambun sebagai pegawai,sedangkan sang pemiliki merupakan seorang wanita yang dilihat dari fisiknya sudah memasuki kepala 4.

Sang  pemilik sendiri menolak untuk diwawancari,namun berdasarkan keterangan salah seorang pelayannya sebut saja N mengatakan bahwa selama ini banyak pengunjung yang datang karena Santoso memiliki campuran dan aroma seperti ginseng yang tidak bisa dijumpai di tempat mana pun di Jogja.Ia menambahkan di warung tempatnya bekerja sangat jarang terjadi kerusuhan yang diakibatkan penunjung yang mabuk."Aman Mas,jarang ada yang rusuh",lanjutnya.

Malam semakin larut namun pengunjung yang datang tak juga berhenti,beberapa bahkan tidak mendapatkan tempat duduk dan memilih lesehan di sebelah warung.Pesona Santoso begitu besar bagi para penggemar kuliner alkohol ini.Namun yang terpenting adalah faktor keamanan,selama ini santoso aman untuk dikonsumsi sehingga para pelanggan tidak takut untuk kembali,setidaknya begitu menurut Jati,seorang pengunjung yang masih berusia 19 tahun."Kalo ga dicampur macam-macam Santoso tidak berbahaya,bahkan setelah minum badan rasanya enak",ujarnya.Meski demikian sejatinya minuman Santoso tetap berbahaya karena selama ini tidak pernah diuji kelayakan mau pun kadar alkoholnya.

Demi menjaga eksistensinya,Santoso membatasi jam buka,yang hanya sampai pukul 11 malam saja dan tutup selama bulan Ramadhan.Lebih lanjut lagi warung Santoso ini aman dari grebekan polisi mau pun ormas,,enurut salah satu sumber yang tidak mau disebut namanya,Santoso ini memiliki kerjasama dengan aparat sehingga relatif aman dari penggrebekan.

  1. Edo R Rahman Says:
  2. mabuk buoos,,haha

     
  3. Jinguk, saiki wes tutup santoso..

     
  4. Jinguk, saiki wes tutup santoso..

     
  5. Unknown Says:
  6. jih ono bos...dolan neng warung janganlodeh lor grand zuri nemui babe gito jam 8 bengi

     
  7. Lexzo Says:
  8. Cocok,mengko mangkat..

     

Posting Komentar

Blogger Template New Plus Blue

Designed by : Edo Pranata XML Coded by : Edo Pranata